MATARAM – Dalam rangka mendukung program gubernur NTB dalam hal penguatan literasi informasi masyarakat, UPT Perpustakaan UMMAT melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah NTB. Kegiatan ini berlangsung di halaman kantor Perpusda NTB. Adapun poin kerjasama yang dilakukan yaitu berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga perpustakaan serta pengelolaan perpustakaan (22/4).
SDM merupakan hal yang paling urgent dalam keberadaan dan keberlangsungan perpustakaan. Tentu sumber daya yang dimaksud yaitu mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas dan fungsi setiap perpustakaan.
Iskandar, S.Sos., MA selaku kepala UPT Perpustakaan UMMAT yang hadir menandatangani MoU tersebut mengatakan sumber daya pengelola perpustakaan harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mengolah bahan pustaka sampai siap pakai serta mampu menyelenggarakan layanan bahan pustaka kepada masyarakat pemakai. “Kita perlu SDM yang mampu berinovasi agar perpustakaan menjadi central informasi bagi masyarakat sehingga perpustakaan dapat menyajikan informasi yang berkualitas”, imbuhnya.
Iskandar menambahkan bahwa kerjasama ini penting untuk dilakukan mengingat Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah NTB merupakan lembaga yang salah satu tugasnya adalah meningkatkan literasi informasi masyarakat. Perpustakaan Daerah memiliki posisi strategis dalam fungsinya sebagai penyediaan informasi.
“Saya berharap kedepannya kerjasama ini akan terus ditingkatkan tidak hanya pada soal pengembangan sumber daya manusia dan pengelolaan perpustakaan, tetapi juga masuk pada ranah pendidikan literasi pada masyarakat”, harap Iskandar.
Hal tersebut penting untuk dilakukan karena melihat kondisi literasi masyarakat begitu memprihatinkan. Masyarakat mudah terjebak pada keadaan yang provokatif akibat penyebaran informasi-informasi hoax yang begitu banyak. Masyarakat gampang saling menyalahkan akibat mengkonsumsi informasi yang kebenarannya belum dipastikan.
“Maka dari itu, tugas kita bersama untuk mengedukasi masyarakat agar lebih selektif memilih, mengecek, dan memverifikasi setiap informasi, baru kemudian menyimpulkan apakah informasi tersebut layak jadi berita atau tidak”, jelas kepala UPT Perpustakaan UMMAT tersebut.
Iskandar juga mengungkapkan bahwa langkah edukatif tersebut juga sudah dilakukan oleh UPT Perpustakaan UMMAT dalam rangka meminimalisir pemerolehan informasi hoax terutama dikalangan mahasiswa. Diinternal UMMAT sudah dilakukan proses edukasi bagi mahasiswa agar bisa memperoleh berita-berita yang berkualitas.
“Kami berkomitmen untuk terus mengadvokasi literasi informasi mahasiswa melalui penyelenggaraan pelatihan yang berhubungan dengan trik dan strategi penelusuran informasi. Dengan begitu, mahasiswa bisa mendapatkan gambaran informasi yang benar-benar kredibel sehingga bisa digunakan sebagai basis data ilmiah dan tentunya terhindar dari informasi hoax”, ungkap Iskandar. (Dhie)